Resensi Novel Terjemahan ( The Hunger Games ) dan
Novel Indonesia ( Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh)
Oleh:
Ismail Shaleh
Lukas P. A. K.
M. Hilmy Hakeem
Rifaldo Palaska
Thalia Maudina
Resensi
Novel Terjemahan
I.
Identitas Buku
a. Judul : The Hunger Games
b. Nama pengarang : Suzanne Collins
c. Penerjemah : Hetih Rusli
d. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
e. Tahun terbit : 2012
f. Cetakan : 6
g. Tebal : 408 halaman
h. Ukuran buku : 20 cm
i.
Nomor ISBN :
978-979-22-5075-6
II.
Sinopsis
Di masa depan, Amerika Utara berubah menjadi sebuah negara yang bernama Panem. Sebelumnya, di Negara ini sempat terjadi pemberontakan
besar, yang berujung pada penghancuran salah satu distrik di Panem, distrik 13,
sebagai peringatan bagi para pemberontak. Setelah berdamai, Capitol ( Ibukota Panem,
sering ditujukan juga sebagai pemerintah
Panem ) memutuskan untuk mengadakan sebuah acara tahunan, dimana dua anak remaja berusia diantara 12 –
18 tahun dari setiap distrik dikumpulkan di suatu tempat untuk kemudian mencoba
bertahan hidup dan saling membunuh hingga tersisa hanya satu pemenang saja, Hunger Games. Acara itu disiarkan di
televise ke seluruh distrik, dan seluruh penduduk Negara Panem wajib menontonnya
untuk mengingatkan kekuatan Capitol.
Katniss Everdeen, gadis berusia 16 tahun yang tinggal di tempat paling
kumuh di distrik 12 bersama ibu dan adik perempuannya, Primrose Everdeen.
Distrik 12 merupakan distrik penghasil batubara di Panem, ayah Katniss meninggal
dalam salah satu kecelakaan tambang batubara. Sejak kematian ayahnya tersebut,
Katniss mengambil alih sebagai kepala keluarga. Setiap hari ia berburu bersama sahabat
laki-lakinya, Gale Hawthrone.
Pada saat pengambilan
undian Hunger Games ke-74, nama Primrose terpilih sebagai perserta. Secara spontan,
Katniss bersedia menggantikan posisi adiknya. Bersama anak laki-laki terpilih dari
distrik 12 bernama Peeta Mellark, Katniss menyuguhkan acara The Hunger Games
yang tak terlupakan untuk warga Panem.
III.
Kelebihan Novel
Novel The Hunger Game memiliki alur yang
sangat menarik dan kisah yang unik. Terutama ketika Penulis menceritakan situasi
dengan detailnya. Hal tersebut membuat pembaca dapat membayangkan apa-apa yang
terjadi dalam cerita.
Karakter
yang dimunculkan sebagai pemeran utama cerita ini pun tak kalah menakjubkan. Sosok
Katniss di sini merupakan seorang yang berkepribadian (mayoritas) positif. Lalu,
suasana yang diceritakan sangat beragam, dimulai dari aksi, kepahlawanan,
sampai kisah percintaan pun tersurat di sini sehingga tidak membuat pembaca merasa
bosan.
IV.
Kekurangan Novel
Jalan cerita
yang menyoroti kehidupan Katniss yang penuh penderitaan, dan banyaknya adegan-adegan
pembunuhan dan kematian membuat novel ini kurang cocok untuk dikonsumsi pembaca
dibawah umur. Dan dalam beberapa bagian cerita kurang
mendapatkan pengembangan yang lebih kuat, khususnya pada karakterisasi beberapa
tokoh yang hadir dalam cerita, yang membuat The Hunger Games kurang
tereksplorasi secara emosional.
Resensi
Novel Indonesia
I.
Identitas Buku
a. Judul : Supernova, Episode:
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
b. Nama pengarang: Dee/Dewi Lestari
c. Penerbit : PT Bentang Pustaka
d. Tahun terbit : 2012
e. Cetakan : 2
f. Tebal : 318 halaman
II.
Sinopsis
Dimas dan
Reuben, dua mahasiswa dari Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di
Washington D.C., secara tidak sengaja bertemu di sebuah pesta kecil-kecilan. Melalui
percakapan sepanjang malam setelah ‘badai serotonin’, mereka menemukan diri mereka
menyukai satu sama lain, saling mencintai, dan kebetulan mereka berdua adalah seorang
gay. Dalam pertemuan tersebut, Dimas dan Reuben berjanji bahwa suatu hari nanti
mereka akan membuat sebuah mahakarya, roman sastra berdimensi luas yang mampu menggerakkan
hati setiap orang yang membacanya.
Sepuluh tahun
berlalu, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis cerita tersebut, yang kemudian
diberi judul ‘Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh’. Kisah tersebut bercerita tentang
sebuah cinta terlarang yang terjalin antara Ferre, seorang eksekutif muda sebuah
perusahaan, dan Rana, wartawati yang penuh kesibukan dan sudah menikah. Suatu hari,
Rana mendapat kesempatan mewawancarai Ferre dan makan siang bersamanya,
disanalah muncul sebuah ketertarikan antara mereka. Ketertarikan tersebut membawa mereka terlalu jauh, bermain dengan ruang,
waktu dan kenyataan. Ferre dan Rana, ‘Kesatria’ dan ‘Putri’, terlanjur saling
mencintai satu sama lain.
Cinta terlarang antara Ferre dan Rana ini tak berlangsung
lama. Arwin, suami Rana, mengetahui hubungan mereka. Mau tidak mau, Rana harus memutuskan
pilihannya.Tanpa diduga, Rana yang tadinya terpaksa mencintai suaminya,
akhirnya menemukan cinta yang sebenarnya dalam diri Arwin dan memutuskan untuk kembali.
Ferre yang putus asa, berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Ceritanya berhenti disitu, Dimas dan Reuben memutuskan untuk
diam dan membiarkan ceritanya bergulir sendiri, entah bagaimanapun caranya.
Paralel dengan kehidupan mereka, Ferre, yang ternyata benar-benar
hidup dan ada, mengurungkan niatnya tersebut. Disini, muncul tokoh ketiga, Diva
si ‘Bintang Jatuh’, seorang peragawati yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur
kelas atas, diceritakan memiliki kehidupan dan pengalaman yang pahit, dan yang
ternyata juga merupakan tetangga seberang rumah Ferre. Diva menghidupkan Ferre kembali.
Supernova, si cyber avatar yang
identitasnya tidak jelas yang tergabung dalam sebuah server chat internasional dan
menjawabi berbagai macam pertanyaan tentang masalah kehidupan dan juga merupakan
salah satu tokoh buatan Dimas dan Reuben, mengirimi mereka sebuah surel yang mengungkapkan
segalanya. Di akhir cerita, dalam percakapan antara Ferre dan Diva,
terungkap bahwa Diva adalah Supernova tersebut.
III.
Kelebihan Novel
Novel ini menunjukan
bahwa penulis memiliki pengetahuan yang cukup luas dengan memasukkan kata-kata
berupa istilah (entah itu ilmiah maupun sastra) yang jarang didengar dan lumayan
sulit dimengerti. Diksi-diksi yang dipilih, sekalipun sulit dimengerti,
pembaca-pembaca awam dapatdengan mudah memahami istilah yang dimaksud lewat footnote (catatan kaki) yang dijabarkan dengan
cukup jelas.
IV.
Kekurangan Novel
Jalan ceritanya agak mudah ditebak, meskipun dikemas sedemikian
rupa dengan permainan psikologis dan prosa-prosa indah yang cukup menarik.Istilah-istilah
mengenai fisika kuantum dalam buku pertama heksalogi supernova ini juga kurang berpengaruh
besar pada jalan ceritanya, hanya lebih bersifat mengumpamakan dan
menghubung-hubingkan kehidupan dengan ilmu-ilmu fisika yang agak rumit
Membandingkan resensi novel Indonesia dengan terjemahan
1. Cara atau teknik
penceritaan
Dalam novel terjemahan yang kami
pilih, The Hunger Games, penulis mengambil sudut pandang orang pertama sebagai
penggerak cerita ini, sehingga kesan dan pendapat yang tokoh lain pikirkan
tidak dapat diketahui pembaca. Kisah ini juga mengembangkan ide awal yang
merupakan kehidupan di masa depan menjadi sebuah keadaan yang mencekam di dalam
sebuah Negara namun tetap disajikan secara tenang dan sedikit terkesan klasik
tanpa menghilangkan unsur sadisme di dalam adegan-adegan seperti pembunuhan dan
kematian. Sementara dalam novel Indonesia yang kami pilih, ‘Kesatria, Putri,
dan Bintang Jatuh’, penulis mengambil
sudut pandang yang berpindah-pindah, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
mengetahui kepribadian setiap tokohnya. Kisah yang membahas hal-hal yang
dianggap tabu di dalam masyarakat ini berhasil dikemas dengan apik yang
ditaburi bumbu-bumbu sains dan psikologis, dan juga prosa-prosa indah yang
berhasil menyatukan roman dengan tulisan ilmiah tanpa mengubahnya menjadi fiksi
ilmiah.
2. Penokohan
·
The Hunger Games
Ø Katniss
Everdeen
Tabah dan Sabar, berkepribadian keras, berpegang teguh pada
pendiriannya, terkadang acuh tak acuh terhadap keadaan disekitarnya, cerdik,
Pemberani, Temperamen, Arogan, emosional. Sangat menyayangi keluarganya
Ø Peeta
Mellark
Rendah hati, Ramah, pandai berbicara, cerdas, Pemberani,
Tabah dan sabar.
Ø Gale
Hawthrone
Pekerja keras, dewasa, pemberani, keras, penolong, memiliki
rasa simpati dan empati yang cukup tinggi
Ø Capitol ( Presiden
Snow beserta bawahannya )
Kejam, Tidak berperikemanusiaan.
·
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Reuben
Angkuh, sinis, kurang pergaulan
Ø Dimas
Perhatian, ramah, tenang
Ø Ferre,
Kesatria
Cerdas,
3. Gaya bahasa
·
The Hunger Games
Ø Karena
novel ini novel terjemahan, bahasa yang digunakan tidak murni karya penulis.
Jadi, gaya bahasanya disesuaikan dengan bahasa Indonesia. Bahasa yang dipakai
oleh penerjemah cenderung baku namun tidak formal.
·
Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Ø Bahasa yang digunakan dalam novel ini baku, namun
terkadang menggunakan bahasa-bahasa populer. Ada juga bahasa-bahasa
selain bahasa Indonesia yang dipakai karena latar ceritanya berada di luar
Indonesia.
4. Alur atau tema
cerita
·
The Hunger Games
Ø Maju,
karena ceritanya berjalan sesuai dengan urutan kejadian, ada beberapa bagian
yang berplot mundur, contohnya ketika Katniss mengingat kenangan-kenangan
bersama ayahnya dan Peeta.
·
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Maju,
walaupun berpindah-pindah sudut pandang, alurnya tetap maju bergantian.
5. Latar
·
The Hunger Games
Ø Tempat : Distrik 12, Panem, Hutan, Capitol, Arena
Pertarungan
Ø Waktu : Masa Depan
Ø Suasana : Menegangkan, Mengharukan, dll.
·
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Tempat : Washington D.C, Jakarta, Rumah Reuben dan
Dimas, Indonesia, dll.
Ø Waktu : 1991, 2001, dll.
Ø Suasana : Mengharukan, Membingungkan, dll.
6. Nilai-nilai
a. Nilai sosial
& budaya
·
The Hunger Games
Ø Seorang kakak yang melindungi adiknya,
Kekejaman seorang pemimpin untuk mempertahankan kekuasaannya, Pemberontakan.
·
Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Homoseksual,
Perselingkuhan, Kehidupan seorang pelacur, Perjodohan oleh orang tua
b. Nilai agama
·
The Hunger Games
Ø Tidak ada
pembahasan soal agama
·
Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Ø Tidak
banyak membahas soal agama, namun ada sedikit singgungan mengenai toleransi
umat beragama di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar