Senin, 22 April 2013

Resensi Novel Terjemahan ( The Hunger Games ) dan Novel Indonesia ( Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh)



Resensi Novel Terjemahan ( The Hunger Games ) dan Novel Indonesia ( Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh)





Oleh:
Ismail Shaleh
Lukas P. A. K.
M. Hilmy Hakeem
Rifaldo Palaska
Thalia Maudina



Resensi Novel Terjemahan

       I.            Identitas Buku
a.     Judul                   : The Hunger Games
b.     Nama pengarang  : Suzanne Collins
c.      Penerjemah          : Hetih Rusli
d.     Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
e.     Tahun terbit         : 2012
f.       Cetakan               : 6
g.     Tebal                   : 408 halaman
h.     Ukuran buku        : 20 cm
i.        Nomor ISBN       : 978-979-22-5075-6

     II.            Sinopsis

Di masa depan, Amerika Utara berubah menjadi sebuah negara yang bernama Panem.  Sebelumnya, di Negara ini sempat terjadi pemberontakan besar, yang berujung pada penghancuran salah satu distrik di Panem, distrik 13, sebagai peringatan bagi para pemberontak. Setelah berdamai, Capitol ( Ibukota Panem,  sering ditujukan juga sebagai pemerintah Panem ) memutuskan untuk mengadakan sebuah acara tahunan,  dimana dua anak remaja berusia diantara 12 – 18 tahun dari setiap distrik dikumpulkan di suatu tempat untuk kemudian mencoba bertahan hidup dan saling membunuh hingga tersisa hanya satu pemenang saja, Hunger Games. Acara itu disiarkan di televise ke seluruh distrik, dan seluruh penduduk Negara Panem wajib menontonnya untuk mengingatkan kekuatan Capitol.
Katniss Everdeen, gadis berusia 16 tahun yang tinggal di tempat paling kumuh di distrik 12 bersama ibu dan adik perempuannya, Primrose Everdeen. Distrik 12 merupakan distrik penghasil batubara di Panem, ayah Katniss meninggal dalam salah satu kecelakaan tambang batubara. Sejak kematian ayahnya tersebut, Katniss mengambil alih sebagai kepala keluarga. Setiap hari ia berburu bersama sahabat laki-lakinya, Gale Hawthrone.
Pada saat pengambilan undian Hunger Games ke-74, nama Primrose terpilih sebagai perserta. Secara spontan, Katniss bersedia menggantikan posisi adiknya. Bersama anak laki-laki terpilih dari distrik 12 bernama Peeta Mellark, Katniss menyuguhkan acara The Hunger Games yang tak terlupakan untuk warga Panem.

  III.            Kelebihan Novel
Novel The Hunger Game memiliki alur yang sangat menarik dan kisah yang unik. Terutama ketika Penulis menceritakan situasi dengan detailnya. Hal tersebut membuat pembaca dapat membayangkan apa-apa yang terjadi dalam cerita.
Karakter yang dimunculkan sebagai pemeran utama cerita ini pun tak kalah menakjubkan. Sosok Katniss di sini merupakan seorang yang berkepribadian (mayoritas) positif. Lalu, suasana yang diceritakan sangat beragam, dimulai dari aksi, kepahlawanan, sampai kisah percintaan pun tersurat di sini sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan.

  IV.            Kekurangan Novel
Jalan cerita yang menyoroti kehidupan Katniss yang penuh penderitaan, dan banyaknya adegan-adegan pembunuhan dan kematian membuat novel ini kurang cocok untuk dikonsumsi pembaca dibawah umur. Dan dalam beberapa bagian cerita kurang mendapatkan pengembangan yang lebih kuat, khususnya pada karakterisasi beberapa tokoh yang hadir dalam cerita, yang membuat The Hunger Games kurang tereksplorasi secara emosional.





Resensi Novel Indonesia

       I.            Identitas Buku
a.     Judul                  : Supernova, Episode: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
b.     Nama pengarang: Dee/Dewi Lestari
c.      Penerbit            : PT Bentang Pustaka
d.     Tahun terbit       : 2012
e.     Cetakan             : 2
f.       Tebal                : 318 halaman

     II.            Sinopsis

Dimas dan Reuben, dua mahasiswa dari Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di Washington D.C., secara tidak sengaja bertemu di sebuah pesta kecil-kecilan. Melalui percakapan sepanjang malam setelah ‘badai serotonin’, mereka menemukan diri mereka menyukai satu sama lain, saling mencintai, dan kebetulan mereka berdua adalah seorang gay. Dalam pertemuan tersebut, Dimas dan Reuben berjanji bahwa suatu hari nanti mereka akan membuat sebuah mahakarya, roman sastra berdimensi luas yang mampu menggerakkan hati setiap orang yang membacanya.
Sepuluh tahun berlalu, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis cerita tersebut, yang kemudian diberi judul ‘Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh’. Kisah tersebut bercerita tentang sebuah cinta terlarang yang terjalin antara Ferre, seorang eksekutif muda sebuah perusahaan, dan Rana, wartawati yang penuh kesibukan dan sudah menikah. Suatu hari, Rana mendapat kesempatan mewawancarai Ferre dan makan siang bersamanya, disanalah muncul sebuah ketertarikan antara mereka. Ketertarikan tersebut membawa mereka terlalu jauh, bermain dengan ruang, waktu dan kenyataan. Ferre dan Rana, ‘Kesatria’ dan ‘Putri’, terlanjur saling mencintai satu sama lain.
Cinta terlarang antara Ferre dan Rana ini tak berlangsung lama. Arwin, suami Rana, mengetahui hubungan mereka. Mau tidak mau, Rana harus memutuskan pilihannya.Tanpa diduga, Rana yang tadinya terpaksa mencintai suaminya, akhirnya menemukan cinta yang sebenarnya dalam diri Arwin dan memutuskan untuk kembali. Ferre yang putus asa, berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Ceritanya berhenti disitu, Dimas dan Reuben memutuskan untuk diam dan membiarkan ceritanya bergulir sendiri, entah bagaimanapun caranya.
Paralel dengan kehidupan mereka, Ferre, yang ternyata benar-benar hidup dan ada, mengurungkan niatnya tersebut. Disini, muncul tokoh ketiga, Diva si ‘Bintang Jatuh’, seorang peragawati yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas, diceritakan memiliki kehidupan dan pengalaman yang pahit, dan yang ternyata juga merupakan tetangga seberang rumah Ferre. Diva menghidupkan Ferre kembali. Supernova, si cyber avatar yang identitasnya tidak jelas yang tergabung dalam sebuah server chat internasional dan menjawabi berbagai macam pertanyaan tentang masalah kehidupan dan juga merupakan salah satu tokoh buatan Dimas dan Reuben, mengirimi mereka sebuah surel yang mengungkapkan segalanya. Di akhir cerita, dalam percakapan antara Ferre dan Diva, terungkap bahwa Diva adalah Supernova tersebut.

  III.            Kelebihan Novel
Novel ini menunjukan bahwa penulis memiliki pengetahuan yang cukup luas dengan memasukkan kata-kata berupa istilah (entah itu ilmiah maupun sastra) yang jarang didengar dan lumayan sulit dimengerti. Diksi-diksi yang dipilih, sekalipun sulit dimengerti, pembaca-pembaca awam dapatdengan mudah memahami istilah yang dimaksud lewat footnote (catatan kaki) yang dijabarkan dengan cukup jelas.
  IV.            Kekurangan Novel
Jalan ceritanya agak mudah ditebak, meskipun dikemas sedemikian rupa dengan permainan psikologis dan prosa-prosa indah yang cukup menarik.Istilah-istilah mengenai fisika kuantum dalam buku pertama heksalogi supernova ini juga kurang berpengaruh besar pada jalan ceritanya, hanya lebih bersifat mengumpamakan dan menghubung-hubingkan kehidupan dengan ilmu-ilmu fisika yang agak rumit




Membandingkan resensi novel Indonesia dengan terjemahan
1.     Cara atau teknik penceritaan
Dalam novel terjemahan yang kami pilih, The Hunger Games, penulis mengambil sudut pandang orang pertama sebagai penggerak cerita ini, sehingga kesan dan pendapat yang tokoh lain pikirkan tidak dapat diketahui pembaca. Kisah ini juga mengembangkan ide awal yang merupakan kehidupan di masa depan menjadi sebuah keadaan yang mencekam di dalam sebuah Negara namun tetap disajikan secara tenang dan sedikit terkesan klasik tanpa menghilangkan unsur sadisme di dalam adegan-adegan seperti pembunuhan dan kematian. Sementara dalam novel Indonesia yang kami pilih, ‘Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh’,  penulis mengambil sudut pandang yang berpindah-pindah, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengetahui kepribadian setiap tokohnya. Kisah yang membahas hal-hal yang dianggap tabu di dalam masyarakat ini berhasil dikemas dengan apik yang ditaburi bumbu-bumbu sains dan psikologis, dan juga prosa-prosa indah yang berhasil menyatukan roman dengan tulisan ilmiah tanpa mengubahnya menjadi fiksi ilmiah.
2.     Penokohan
·        The Hunger Games
Ø Katniss Everdeen
Tabah dan Sabar, berkepribadian keras, berpegang teguh pada pendiriannya, terkadang acuh tak acuh terhadap keadaan disekitarnya, cerdik, Pemberani, Temperamen, Arogan, emosional. Sangat menyayangi keluarganya
Ø Peeta Mellark
Rendah hati, Ramah, pandai berbicara, cerdas, Pemberani, Tabah dan sabar.
Ø Gale Hawthrone
Pekerja keras, dewasa, pemberani, keras, penolong, memiliki rasa simpati dan empati yang cukup tinggi
Ø Capitol ( Presiden Snow beserta bawahannya )
Kejam, Tidak berperikemanusiaan.
·        Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Reuben
Angkuh, sinis, kurang pergaulan
Ø Dimas
Perhatian, ramah, tenang
Ø Ferre, Kesatria
Cerdas,
3.     Gaya bahasa
·        The Hunger Games
Ø Karena novel ini novel terjemahan, bahasa yang digunakan tidak murni karya penulis. Jadi, gaya bahasanya disesuaikan dengan bahasa Indonesia. Bahasa yang dipakai oleh penerjemah cenderung baku namun tidak formal.
·        Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Ø Bahasa yang digunakan dalam novel ini baku, namun terkadang menggunakan bahasa-bahasa populer. Ada juga bahasa-bahasa selain bahasa Indonesia yang dipakai karena latar ceritanya berada di luar Indonesia.
4.     Alur atau tema cerita
·        The Hunger Games
Ø Maju, karena ceritanya berjalan sesuai dengan urutan kejadian, ada beberapa bagian yang berplot mundur, contohnya ketika Katniss mengingat kenangan-kenangan bersama ayahnya dan Peeta.
·        Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Maju, walaupun berpindah-pindah sudut pandang, alurnya tetap maju bergantian.
5.     Latar
·        The Hunger Games
Ø Tempat   : Distrik 12, Panem, Hutan, Capitol, Arena Pertarungan
Ø Waktu    : Masa Depan
Ø Suasana : Menegangkan, Mengharukan, dll.
·        Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Tempat   : Washington D.C, Jakarta, Rumah Reuben dan Dimas, Indonesia, dll.
Ø Waktu     : 1991, 2001, dll.
Ø Suasana  : Mengharukan, Membingungkan, dll.
6.     Nilai-nilai
a.     Nilai sosial & budaya
·        The Hunger Games
Ø  Seorang kakak yang melindungi adiknya, Kekejaman seorang pemimpin untuk mempertahankan kekuasaannya, Pemberontakan.
·        Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Ø Homoseksual, Perselingkuhan, Kehidupan seorang pelacur, Perjodohan oleh orang tua
b.     Nilai agama
·        The Hunger Games
Ø Tidak ada pembahasan soal agama
·        Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Ø Tidak banyak membahas soal agama, namun ada sedikit singgungan mengenai toleransi umat beragama di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar