SHORT MOVIE PROJECT JOURNAL
Senin, 4 Februari 2013
Hari ini
ada pelajaran Fisika. Kebetulan, guru Fisikaku adalah Mr. Suta. Sebelum
pelajaran dimulai, aku mengatakan hal yang sama dengan pesan yang sebelumnya
aku kirim untuk antisipasi kalau-kalau pesanku tidak sampai. Mr. Suta pun
berhendak untuk bertemu dengan kami sepulang sekolah.
Aku
mendapat informasi bahwa kru yang mengikuti harus 3 orang. Sedangkan kami hanya
berdua. Akhirnya, pada pelajaran Bahasa Inggris, aku dan Hilmy mencoba untuk
mencari satu orang lagi untuk berpartisipasi. Ketika itu, aku dan Hilmy sedang
duduk bersampingan di kelas. Tiba-tiba dari arah pintu, datanglah Mas Arief
(panggilannya) yang pada akhirnya duduk di sebelah Hilmy. Aku dan Hilmy
seolah-olah memiliki pikiran yang sama untuk merekrut Mas Arief. Sekejap kami
berpandangan lalu berdiskusi dengan berbisik beranggapan bahwa orang lain tak
akan tahu apa yang sedang kami bicarakan. Kami agak canggung untuk menawari Mas
Arief karena kami takut Mas Arief keberatan.
Hilmy : Mas, Mas. Itu, hmm, dipanggil Thalia
katanya.
Arief : (memandang ke arahku)
Thalia : Eh, nggak, nggak. (diam sejenak) Mas, mas
(memanggil Mas Arief). Hilmy mau ngomong tuh.
Hilmy : Eh. (setelah beberapa detik kemudian) Mas.
Jadi gini. (Hilmy berbicara agak berbisik)
Arief : Boleh.
Tanpa
disangka Mas Arief menerima tawaran tersebut dengan mudahnya. Aku memberitahu
mereka bahwa pulang sekolah nanti Mr. Suta ingin bertemu.
Sepulang
sekolah, sekitar pukul 4 (setelah kami mendapat jam tambahan untuk pelajaran Media, Art and Design), kami bergegas ke
Baksa (ruang guru di sekolah kami) untuk menemui Mr. Suta. Di sana kami
mendapati Mr. Suta di bangkunya. Tampaknya, Mas Arief memiliki urusan lain
dengan housenya dan malah menemui Ms
Imelda sebagai house advisor. Aku dan
Hilmy langsung masuk dan menghampiri meja Mr. Suta yang memang tak jauh dari
pintu. Mr. Suta memberi kami print-an
dari peraturan-peraturan dan tata cara pendaftaran lomba tersebut. Kami harus
mempelajari hard copy tersebut.
Sekeluarnya
dari Baksa, kami sesegera mungkin langsung membicarakan dan mempelajari kertas
2 lembar A4 itu. Kami mencari tempat yang tepat, yang tidak terlalu ramai. Kami
dapatkan Beringin Hall. Di sana kami berdiskusi sampai pukul setengah 6. Kami
berencana untuk melanjutkan diskusinya malam hari.
Malamnya,
kami berkumpul. Hanya saja awalnya hanya Hilmy dan aku saja karena Mas Arief
itu sangat sibuk. Dia anak AS level, lalu President
of Student Council, ditambah ini itu dan sebagainya. Setelah berkumpul,
kami mencoba untuk mencari ide, tentang alur cerita dan sifat tokoh yang akan
dipakai nantinya.
Tema yang dilombakan adalah The Second Chance to Rise. Karenanya, kami harus mencari
permasalahan atau biasa disebut klimaks yang terdapat pada ceritanya. Sorenya,
kami sudah membuat alur yang akan ditampilkan pada filmnya. Kami memilih untuk
menaruh klimaks di awal, lalu flashback
dan kembali memunculkan klimaks beserta ending.
Rencana alur cerita film pendek
Coretan Hilmy ketika menentukan jalan cerita
Gambaran ketika menentukan watak tokoh
Kami juga sudah menentukan watak tokoh dan namanya.
Wataknya emosional dan jadi senang menyendiri. Itu adalah ide awal kami.
Mungkin nanti akan berubah. Kami berpikiran untuk memberi nama Amanita. Nama Amanita ini muncul ketika
kami belajar Biologi tentang nama-nama latin. Jadi, Amanita ini adalah sebuah
genus yang beracun. Mungkin dapat diasumsikan bahwa tokoh Amanita ini sosok
yang bersifat negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar