Kamis, 23 Mei 2013

SHORT MOVIE PROJECT JOURNAL (Day 2)

 SHORT MOVIE PROJECT JOURNAL

Senin, 4 Februari 2013
            Hari ini ada pelajaran Fisika. Kebetulan, guru Fisikaku adalah Mr. Suta. Sebelum pelajaran dimulai, aku mengatakan hal yang sama dengan pesan yang sebelumnya aku kirim untuk antisipasi kalau-kalau pesanku tidak sampai. Mr. Suta pun berhendak untuk bertemu dengan kami sepulang sekolah.
            Aku mendapat informasi bahwa kru yang mengikuti harus 3 orang. Sedangkan kami hanya berdua. Akhirnya, pada pelajaran Bahasa Inggris, aku dan Hilmy mencoba untuk mencari satu orang lagi untuk berpartisipasi. Ketika itu, aku dan Hilmy sedang duduk bersampingan di kelas. Tiba-tiba dari arah pintu, datanglah Mas Arief (panggilannya) yang pada akhirnya duduk di sebelah Hilmy. Aku dan Hilmy seolah-olah memiliki pikiran yang sama untuk merekrut Mas Arief. Sekejap kami berpandangan lalu berdiskusi dengan berbisik beranggapan bahwa orang lain tak akan tahu apa yang sedang kami bicarakan. Kami agak canggung untuk menawari Mas Arief karena kami takut Mas Arief keberatan.
            Hilmy  : Mas, Mas. Itu, hmm, dipanggil Thalia katanya.
            Arief    : (memandang ke arahku)
Thalia  : Eh, nggak, nggak. (diam sejenak) Mas, mas (memanggil Mas Arief). Hilmy mau ngomong tuh.
Hilmy  : Eh. (setelah beberapa detik kemudian) Mas. Jadi gini. (Hilmy berbicara agak berbisik)
Arief   : Boleh.
            Tanpa disangka Mas Arief menerima tawaran tersebut dengan mudahnya. Aku memberitahu mereka bahwa pulang sekolah nanti Mr. Suta ingin bertemu.
            Sepulang sekolah, sekitar pukul 4 (setelah kami mendapat jam tambahan untuk pelajaran Media, Art and Design), kami bergegas ke Baksa (ruang guru di sekolah kami) untuk menemui Mr. Suta. Di sana kami mendapati Mr. Suta di bangkunya. Tampaknya, Mas Arief memiliki urusan lain dengan housenya dan malah menemui Ms Imelda sebagai house advisor. Aku dan Hilmy langsung masuk dan menghampiri meja Mr. Suta yang memang tak jauh dari pintu. Mr. Suta memberi kami print-an dari peraturan-peraturan dan tata cara pendaftaran lomba tersebut. Kami harus mempelajari hard copy tersebut.
            Sekeluarnya dari Baksa, kami sesegera mungkin langsung membicarakan dan mempelajari kertas 2 lembar A4 itu. Kami mencari tempat yang tepat, yang tidak terlalu ramai. Kami dapatkan Beringin Hall. Di sana kami berdiskusi sampai pukul setengah 6. Kami berencana untuk melanjutkan diskusinya malam hari.
            Malamnya, kami berkumpul. Hanya saja awalnya hanya Hilmy dan aku saja karena Mas Arief itu sangat sibuk. Dia anak AS level, lalu President of Student Council, ditambah ini itu dan sebagainya. Setelah berkumpul, kami mencoba untuk mencari ide, tentang alur cerita dan sifat tokoh yang akan dipakai nantinya.
            Tema yang dilombakan adalah The Second Chance to Rise. Karenanya, kami harus mencari permasalahan atau biasa disebut klimaks yang terdapat pada ceritanya. Sorenya, kami sudah membuat alur yang akan ditampilkan pada filmnya. Kami memilih untuk menaruh klimaks di awal, lalu flashback dan kembali memunculkan klimaks beserta ending.

Rencana alur cerita film pendek



 Coretan Hilmy ketika menentukan jalan cerita


 Gambaran ketika menentukan watak tokoh



Kami juga sudah menentukan watak tokoh dan namanya. Wataknya emosional dan jadi senang menyendiri. Itu adalah ide awal kami. Mungkin nanti akan berubah. Kami berpikiran untuk memberi nama Amanita. Nama Amanita ini muncul ketika kami belajar Biologi tentang nama-nama latin. Jadi, Amanita ini adalah sebuah genus yang beracun. Mungkin dapat diasumsikan bahwa tokoh Amanita ini sosok yang bersifat negatif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar